Monday, July 7, 2014

6 Negara dengan Suporter Sepakbola Paling Rasis

(foto: The Richets)

Rasisme diartikan suatu kepercayaan seseorang atau kelompok yang menyatakan bahwa ras miliknya lebih unggul dibandingkan ras lainnya. Biasanya sikap rasisme sering ditunjukan orang kulit putih terhadap orang kulit hitam.

Sikap rasisme tidak hanya terjadi di luar lapangan saja, di dalam lapang sepak bola pun aksi rasisme kerap terjadi. Ada banyak sikap rasisme yang pernah ditunjukan suporter-suporter sepak bola di berbagai negara. Dilansir The Richest, berikut beberapa kejadian tindakan rasis yang pernah dilakukan suporter sepak bola dari berbagai negara.

6. Rusia

(foto via:  crowdfundingguide.com)

Pada tahun 2008, selama pertandingan UEFA antara klub asal Rusia, Zenit St Petersburg melawan klub asal Perancis, Olympique Marseille, sebuah tindakan rasis dilakukan oleh suporter tuan rumah Rusia. Suporter itu mengejek salah satu pemain Marseille dengan melemparkan kulit pisan dan melakukan nyanyian monyet.

Selain itu pada tahun 2013 lalu, ketika pemain bintang asal Nigeria, Peter Odemwingie dijual dari klub Rusia, Lokomotiv Moscow ke West Brom di Inggris, para suporter Rusia kembali berulah. Mereka merakayan transfer pemain itu dengan spanduk rasis yang ada gambar pisangnya dan bertuliskan "Thanks West Brom".

5. Italia

(foto via: blogspot.com)

Meskipun Italia adalah rumah bagi beberapa tim internasional yang paling besar di dunia termasuk Inter Milan, AC Milan, dan Juventus di liga Serie A, mereka dikatakan sebagai salah satu liga paling korup dan rasis.

Kalian pasti mengenal sosok Mario Balotelli, sepanjang karirnya sebagai pemain sepakbola, ia kerap mendapatkan ejekan dan cemoohan dari suporter Italia yang rasis.

Pada tahun 2012 silam, pemain sepak bola asal Ghana, Kevin Prince Boateng sedang bermain untuk klub ternama Italia, AC Milan dalam pertandingan persahabatan melawan melawan tim Pro Patria. Selama jalannya pertandingan, suporter Patria terus-menerus membuat ejekan rasis setiap kali Boateng menguasai bola. Merasa kesal atas sikap suporter Patria, Boateng langsung menendang bola ke tribun dan langsung keluar lapangan.

Sikap solideritas ditunjukan rekan setimnya yang juga ikut keluar lapangan ketika Boateng meninggalkan lapangan.

4. Inggris

(foto: dailymail.co.uk)

Liga Primer Inggris sudah tak diragukan lagi sebagai salah satu liga di mana para pemain bintang bermain. Tapi meskipun demikian belum tentu sikap rasis tidak pernah terjadi di dalam liga tersebut.

Pada tahun 80-an, pemain seperti John Barnes dan Paul Ince menjadi target ejekan para suporter rasis. Sekarang pemain yang sering jadi target ejekan beberapa suporter rasis antara lain Joseph Yobo, Djimi Traore dan Patrice Evra.

Pada pertandingan antara MU melawan Liverpool, Evra mengaku dapat ejekan rasis dari striker Uruguay, Luis Suarez. Ia juga mengaku selama jalannya pertandingan Suarez terus memberikan ejekan rasis kepadanya.

Beberapa insiden rasisme lainnya yang pernah terjadi di Inggris yaitu ketika striker asal Mesir, Mido yang mendapat ejekan dengan sebutan "Teroris" dari para suporter Newcastle. Selain itu pelatih asal Israel, Avram Grant juga mendapat ejekan dari suporter timnya sendiri, Chelsea.

3. Spanyol

(foto: theprovince.com)

Insiden rasisme pertama di La Liga terjadi pada bulan April ketika pemain Barcelona, Daniel Alves sedang bermain melawan Villareal. Waktu itu Alves hendak mengambil tendangan sudut namun salah satu suporter melemparkan pisang tepat di depan Alves.

Sikap sportif ditunjukan Alves ketika ia mengabaikan ejekan rasis itu dan langsung mengambil pisang tersebut kemudian ia memakannya.

Seminggu kemudian, Pape Diop yang bermain untuk Levante mendapat ejekan rasis selama pertandingan melawan Athletico Madrid. Namun Diop mengacuhkan ejekan itu dan ia malah menari di depan para suporter yang rasis itu.

2. Jerman

(foto via: face2faceafrica.com)

Pada babak penyisihan grup di Piala Dunia 2014, pertandingan antara Jerman melawan Ghana terganggu oleh salah satu suporter Jerman yang menuliskan pesan-pesan rasis Nazi yang ditulis di dadanya. Tak hanya itu di pertandingan yang sama ada kerumunan suporter kulit putih yang mengecat wajahnya jadi hitam sambil menggunakan kaos bertuliskan Ghana.

1. Prancis

(foto via: rferl.org)

Kamu pasti masih ingat pemain legendaris asal Perancis, Thierry Henry. Sejak memulai debutnya di dunia sepak bola ia kerap mendapat ejekan rasis dan bahkan diludahi oleh para suporter.

Aksi rasis tidak hanya dihadapi pemain kulit hitam, tetapi juga oleh pemain keturunan Arab. Samir Nasri adalah contohnya yang sekarang bermain untuk Manchester City. Dalam sebuah wawancara baru-baru ini menurut salah satu surat kabar Prancis, Nasri menjelaskan bahwa telah muncul rasisme di kalangan suporter Prancis yang melahirkan partai-partai ekstrim politik.

"Orang-orang Prancis sekarang berbalik jadi melawan kaum muslim. Sepeuluh sampai lima belas tahun yang lalu, itu tidak seperti ini, saya tidak suka mentalitas di Prancis sekarang," kata Nasri.

No comments:

Post a Comment